Laman

Minggu, 22 Mei 2011

Mengangkat Derajat Wayang

JAKARTA, KOMPAS.com--Sebagai salah satu keragaman dalam seni kebudayaan Indonesia, pertunjukan wayang seringkali di anak tirikan oleh generasi muda karena dianggap sebagai tontonan yang tidak menarik dan menjenuhkan.

Oleh karena itu, pamor wayang di kalangan pemuda, kini kalah dengan berbagai tontonan box office yang lebih seru dan menarik.

Kondisi itulah yang akhirnya membuat beberapa seniman Indonesia tergugah untuk membuat pementasan wayang bertajuk 'Jabang Tetuko, an Immersive Cultural Experience' yang menarik dan seru laiknya film-film box office.....Pementasan yang akan digelar pada tanggal 27-28 Mei 2011 di The Hall Senayan City, Jakarta, tersebut merupakan pertama kalinya, di mana pertunjukan wayang diramu dengan sinema, broadway, wayang kulit dan seni tari wayang orang dalam satu pertunjukan.

"Kami ingin menjadi bagian dari eksistensi budaya indonesia, sebagai upaya untuk meningkatkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap kekayaan dan keragaman budaya," ujar Program Director Bakti Budaya Djarum Fondation, Renitasari dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (20/5/2011). Pertunjukan wayang tersebut dipersembahkan Djarum Apresiasi Budaya dan Kreasi Pertama dari Saraswati Nusantara.

Adapun, nama Jabang Tetuko, menurut sang sutradara Mirwan Suwarso, diambil dari nama kecil salah satu tokoh perwayangan, Gatotkaca. "Jabang adalah lahir, dan Tetuko adalah nama kecil dari Gatotkaca. Jadi, cerita dalam pertunjukan itu mengisahkan awal lahirnya Gatotkaca hingga dia menyelesaikan tugasnya untuk mengalahkan raksasa-raksasa dari kahyangan," jelas Mirwan.

Mirwan menuturkan, hal menarik dari pertunjukan tersebut adalah konsep perpaduan timur dan barat. Konsep itu memadukan dua unsur kebudayaan yang akan dibawakan oleh Ki Dalang Sambowo Agus Harianto dan anggota Wayang Orang Bharata yang dipimpin oleh Yunus dengan tata saji hiburan Hollywood dari komposer film, Deane Ogden dan penata laga Benjamin Rowe.

"Inilah yang akan menarik nantinya, di mana seniman tradisional kita akan berkolaborasi dengan Deane Ogden yang juga komposer di beberapa film hollywood terkenal seperti Friday Nights Lights, dan The Surrogates, serta Benjamin Rowe juga merupakan penata laga di beberapa film hollywood seperti Bad Boys 2, 2 fast 2 furious, dan Transformer 3," ujar Mirwan.

Selain itu, menurut Mirwan, pertunjukan tersebut juga mengombinasikan sajian film dan live show dalam satu acara. Dengan begitu, lanjutnya, aksi pertunjukan di panggung akan kerap berinteraksi dengan adegan film ataupun wayang kulit di layar lebar sehingga dapat menghadirkan sebuah pengalaman yang berbeda dengan tontotan wayang tradisional.

"Pertunjukan itu juga akan dilengkapi dengan tata musik yang dimainkan secara live dari enam orang musisi yang akan dipimpin oleh Deane Ogden. Sedangkan Yunus akan memimpin 19 penari wayang, dan enam orang pewushu akan dipimpin oleh Benjamin Rowe," kata Mirwan.

Dengan menggunakan tiga layar lebar, dua panggung, musik orkestra, tata tari, serta tata laga gaya Hollywood, Mirwan mengharapkan, pergelaran tersebut menjadi pertunjukan spektakuler yang belum pernah dibuat hingga saat ini.

"Sejujurnya ini adalah bentuk usaha dari kita untuk membuat sesuatu yang baru agar kebudayaan kita jangan sampai hilang di tanah air kita sendiri. Dan kita juga ingin membuat kebudayaan tradisional ini berubah menjadi hiburan yang mampu terus dinikmati oleh semua kalangan," tutupnya. 




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar